MATI SURI - 23.00 WIB

Tak ada yang benar-benar tahu apa yang terjadi di dalam dadaku.
Sinar matahari yang perlahan–lahan meninggalkan dunia seakan menjadi awal kegelisahan bagiku.
Sore yang berangsur-angsur barganti malam, membawaku pada suatu kehidupan baru yang seolah-olah asing dan tak berpenghuni.
Dan aku terjebak dalam kebingungan.

Walau tak lama kemudian dewi malam mulai menampakkan diri di balik pepohonan, aku tetap saja merasa semua ini salah.
Ada yang tidak beres.
Jika segala sesuatu begitu alami, mengapa jantungku terus berdetak kencang?
Mengapa aliran adrenalin terasa menusuk ubun-ubunku?
Semua terasa kacau di “dalam” sini.
Di balik otot-otot dadaku yang kurus, terjadi sesuatu yang aku sendiri tak dapat memahaminya.

Apakah ini yang selama ini ku tunggu?
Pergolakan jiwa berbaur dalam ketegangan amarah dan kesedihan.
Memuncaknya tekanan pada setiap sel-sel tubuhku yang setiap saat memohon untuk meledak saja.
Melemparkan setiap amunisi racun yang saat ini menggerogoti tubuhku hingga tak berdaya.

Ya, ini yang kucari beberapa tahun belakangan ini.
Setelah lama tak ada ketegangan hidup yang kurasakan.
Terasa Hambar.
Terasa basi.
Namun kini ada sensasi-sensasi baru mengangkatku melayang menuju alam yang menenangkan.

Ketegangan itu perlahan memudar.
Memudar dan menghilang sama sekali.
Akhirnya aku dapat meninggalkan tubuh fanaku tergolek dalam kamar kecil yang suram.
Mencari kembali sinar matahari yang tadi meninggalkanku.
Meraih pengalaman lama yang tlah lama kulupakan.
Oh… Alangkah nikmatnya di atas sini, memandang dunia semu yang perlahan-lahan semakin mengecil.

Melayang-layang tanpa arah dan tujuan.
Aku terbebas dari segala beban yang menindih tubuh fanaku dibawah sana.
Aku terlepas dari belenggu norma-norma duniawi yang menjerat kaki dan tanganku.
Terhindar dari manusia - manusia yang senantiasa mencintai dan membenciku, tulus dan terpaksa, apa adanya dan dibuat-buat.
Selamat tinggal segala kepahitan dan kesedihan.
Selamat tinggal kebahagiaan dan cinta.
Aku muak dengan kalian.

Segalanya tlah mati di dalam hatiku.
Aku tak ingin merasakan apa-apa lagi saat ini.
Biarkan sensasi kedamaian baru yang tak pernah kurasakan ini, memelukku dengan mesra hingga batas waktu yang aku sendiri tak ingin tahu.
Aku belum sanggup bertemu denganMu wahai Penciptaku.
Namun jangan cabut nyawaku saat ini.
Ambil saja rasa cinta di dadaku.
Cabut saja jantungku yang hitam dengan kebencian.
Tarik saja urat-urat nadiku yang terkontaminasi oleh darah-darah kemunafikan.
Dan lemparkan otakku yang penuh dengan mimpi-mimpi kosong yang aku sendiri tak dapat menggapainya.

Aku tlah bosan dengan tubuh itu.
Aku tlah muak dengan pikiran ini.
Aku tak ingin merasakan apa-apa lagi.
Aku hanya ingin terus melayang dengan tenang, terus melayang dan terus melayang.
Jauh dari segala yang ku ketahui.

86 X ~~~ 24-01-08





Read Another Posts